Oleh : Ratih.
A
Suatu
saat dokter yang menangani anak saya di ruang isolasi memberikan kabar bahwa
anak saya akan segera diechocardiologhy untuk mengetahui kondisi dan fungsi
jantungnya. Saat itu saya tidak memikirkan apapun selain bayi kami akan
baik-baik saja. Sampai suami saya berkata, "kita
harus siap dengan dua kemungkinan, pertama tidak ada masalah pada fungsi
jantungnya, kedua hal yang terburuk fungsi jantungnya terbalik".
Mendengar itu saya seperti jatuh dari tebing membayangkan kemungkinan terburuk
akan terjadi pada bayi kami. Sepanjang perjalanan pulang tak hentinya saya
menangis dan berserah. Dalam doa saya sampaikan "jika Tuhan ijinkan anak saya bertahan, akan saya rawat sepenuh
hati, namun jika Tuhan berkehendak lain, saya relakan, saya ikhlas".
Sampai di rumah saya sudah tidak memikirkannya lagi dan saya langsung istirahat
sebab sudah larut malam dan besok harus kembali lagi ke rumah sakit.
Pagi-pagi
saya terbangun dan Tuhan ingatkan saya tentang bayi kami di rumah sakit yang
akan diechocardiologhy pagi itu. Namun saya katakan, "Tuhan aku sudah serahkan dan aku tidak ingin kuatir lagi
tentangnya." Lalu Tuhan sampaikan bahwa Dia memang ingin saya berserah
namun Dia ingin saya tetap peduli (tidak cuek atau bersikap apatis), yaitu
dengan tetap berdoa bagi bayi kami sesuai apa kehendakNya. Satu pelajaran
melalui peristiwa ini bahwa penyerahan kita bukan dengan bersikap
"terserah Tuhan, aku ikut saja dan melihat apa yang Tuhan mau
lalukan" (wait and see) tapi sebaliknya Tuhan ingin kita berserah dan mencari tahu apa kehendakNya dan turut
bekerjasama melakukan apa yang jadi kehendakNya. Saya berdoa dan serahkan
bayi kami dalam tanganNya sambil meminta kehendakNya yang terbaik yang terjadi
atas bayi kami.
Pagi itu
kami berangkat ke rumah sakit dengan hati yang lega, tenang dan damai. Bahkan
ketika sampai di rumah sakit, dokter minta saya menggendong bayi saya untuk
dibawa ke ruang echocardiologhy, saya menggendongnya dan mendampinginya dengan
hati yang tenang. Hingga satu jam setelah pemeriksaan hasilnya dinyatakan bahwa
fungsi jantung bayi kami normal sekalipun terletak di sebelah kanan dan tidak
ada bocor/lubang pada jantung bayi kami.
Puji
Tuhan, saya sungguh terharu, sekali lagi Tuhan tunjukkan bahwa di dalam
penyerahan kita kepadaNya, tidak ada yang sia-sia. Dia pegang sepenuhnya
seperti janjiNya. Saat kita berserah, mencari dan meminta kehendakNya saja yang
jadi, percayalah yang terbaik akan Tuhan berikan.
Jika
kita melihat kondisi Indonesia hari-hari ini, Tuhan tidak ingin kita diam saja.
Tuhan ingin kita peduli akan masa depan
Indonesia, rencanaNya atas Indonesia. Jangan katakan bahwa kita peduli atas
Indonesia namun kita hanya sebagai penonton saja yang menunggu apa yang bisa
Tuhan kerjakan atas Indonesia sambil beralasan "aku sudah serahkan pada Tuhan", namun tidak mencari tahu
apa kehendakNya. Sebaliknya jika kita sungguh peduli, kita akan menyerahkan
Indonesia di dalam tanganNya dan mencari apa kehendakNya untuk akhirnya turut ambil bagian dalam strategiNya,
rencanaNya atas Indonesia. Mari kita lakukan bagian kita dan Tuhan akan
melakukan bagianNya.
Tuhan
memberkati.
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.