KOMUNITAS PERSATUAN INTERDENOMINASI GEREJA YANG MEMPERJUANGKAN TERJADINYA KEBANGUNAN ROHANI

PENTINGNYA BERSIKAP NETRAL MELIHAT KONDISI INDONESIA

Posted By passion for revival on Rabu, 02 Mei 2018 | 10:32 AM




Jika orang-orang mau bersikap netral dan tidak memihak maka akan dapat melihat kondisi bangsa ini dengan jelas. Terlebih lagi orang-orang yang takut akan Tuhan dan murid-murid Kristus seharusnya dapat melihat lebih jelas akan kondisi dan kehendak Tuhan untuk Indonesia


Berikut ini adalah salah satu artikel yang ditulis oleh seorang penulis facebook yang bersikap netral/tidak memihak sehingga melihat kondisi Indonesia dengan jernih. Kami memiliki pandangan yang sama tetapi dengan alasan yang berbeda.  


Saya bukan Pendukung Jokowi
Oleh : Kang Hasan

Mungkin orang menganggap pernyataan itu basa basi. Tapi bagi saya memang begitulah adanya. Saya tidak pernah kesengsem pada sosok Jokowi. Pada pilkada DKI 2012 saya tidak mendukung Jokowi. Pilihan saya waktu itu adalah Faisal Basri.

Begitulah. Saya selalu siap kalah. Memilih Faisal Basri jelas bukan dengan keyakinan ia akan menang. Tapi karena konsep yang ia usung lebih meyakinkan. Saya sudah lama mengikuti tulisan-tulisan dia, dan berbagai gagasan cocok di nalar saya. Saya menganggap Faisal bukan orang yang haus jabatan.

Tapi saya harus berhadapan dengan kenyataan politik, bahwa tanpa dukungan partai dan popularitas memadai, orang dengan konsep yang bagus pun akan kalah. Faisal hanya menuai suara yang sangat sedikit. Jokowi-Ahok unggul di atas Foke-Nara, kedua pasangan kemudian melaju ke putaran kedua.

Tahun 2014 saya masih berharap Jokowi meneruskan jabatan sebaga Gubernur DKI sampai selesai. Tapi dia akhirnya menyatakan maju sebagai calon presiden. Ia mengingkari apa yang sudah dia sampaikan sebelumnya, bahwa dia tidak akan maju.

Saya maklum saja. Politikus memang begitu. Kita tidak bisa berharap mereka memenuhi janji sesuai yang dikatakan, kata demi kata. Ucapan politikus adalah bentuk komunikasi politik. Di dalamnya terkandung basa basi, pencitraan, dan lain-lain.

Saya waktu itu siap untuk memilih calon lain. Siapa? Eh, yang muncul adalah Prabowo. Bagi saya Prabowo bukan pilihan. Dia orang Orde Baru, dengan rekam jejak kekerasan demi mempertahankan kekuasaan mertuanya. Di luar soal itu, tidak ada yang meyakinkan dari konsep yang diusung Prabowo. Iklan-iklan politiknya yang ditayangkan selama 5 tahun membuat saya nyengir tiap kali melihatnya. Itu iklan-iklan kosong, isinya sama sekali tak mewakili sosok Prabowo.

Apa boleh buat, ketika berhadapan dengan 2 pilihan buruk, saya memilih yang kurang buruk. Saya dukung Jokowi.

Apakah 4 tahun ini kinerja Jokowi memuaskan saya? Tidak. Saya tadinya berharap ada gerakan yang lebih fundamental. Tapi kinerja itu pun tidak bisa disebut buruk. Kinerja infrastruktur boleh diacungi jempol. Hanya saja kinerja di bidang lain seperti pendidikan, penegakan hukum, dan reformasi birokrasi, masih kurang baik.

Apakah saya siap memilih selain Jokowi? Sangat siap. Tapi siapa? Prabowo bagi saya sudah kartu mati. Gagot? Anies? Aher? Saya sadar, tidak ada dari mereka yang bisa sejajar dengan Jokowi. Hasil survey menunjukkan bahwa mayoritas rakyat juga berpendapat begitu. Menurut survey Litbang Kompas, elektabilitas Jokowi saat ini adalah 55,9%. Data itu sudah cukup menjelaskan.

Saya tidak punya ikatan emosional apapun dengan Jokowi. Saya sering mengritik dia. Kalau ada orang mengritik, dan menurut saya itu kritik yang benar, saya aminkan.

Tapi ingat, kita bicara soal kritik. Bukan soal fantasi seperti tudukan Jokowi PKI, antek asing, atau bahkan keturunan Cina. No, not that kind. Itu bukan kritik. Itu igauan atau racauan orang yang tidak sehat.

Satu lagi, saya juga tidak mempertimbangkan pilihan berdasarkan iman. Saya orang sekuler. Saya tidak percaya bisikan gaib. Saya lihat Jokowi seorang muslim yang saleh, dekat dengan ulama. Dia tidak memusuhi umat Islam seperti yang difitnahkan banyak orang. Tapi kesalehan Jokowi bukan pertimbangan bagi saya.

Jadi, silakan gunakan akal sehat, fakta, dan data, tentukan pilihan Anda. Akal saya menetapkan bahwa pilihan saya Jokowi. Kalau ada pilihan yang lebih baik, saya siap memilih yang lain. Jadi, silakan  beri saya pilihan baru yang lebih baik.

Siapa?


 
 
   
 
   
Blog, Updated at: 10:32 AM

0 komentar:

Posting Komentar

Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.