Jika orang-orang mau bersikap netral dan tidak memihak maka akan dapat melihat kondisi bangsa ini dengan jelas. Terlebih lagi orang-orang yang takut akan Tuhan dan murid-murid Kristus seharusnya dapat melihat lebih jelas akan kondisi dan kehendak Tuhan untuk Indonesia
Berikut ini adalah salah satu artikel yang ditulis oleh seorang penulis facebook yang bersikap netral/tidak memihak sehingga melihat kondisi Indonesia dengan jernih. Kami memiliki pandangan yang sama tetapi dengan alasan yang berbeda.
Saya bukan Pendukung
Jokowi
Oleh : Kang Hasan
Mungkin orang
menganggap pernyataan itu basa basi. Tapi bagi saya memang begitulah
adanya. Saya tidak pernah kesengsem pada sosok Jokowi. Pada pilkada
DKI 2012 saya tidak mendukung Jokowi. Pilihan saya waktu itu adalah
Faisal Basri.
Begitulah. Saya
selalu siap kalah. Memilih Faisal Basri jelas bukan dengan keyakinan
ia akan menang. Tapi karena konsep yang ia usung lebih meyakinkan.
Saya sudah lama mengikuti tulisan-tulisan dia, dan berbagai gagasan
cocok di nalar saya. Saya menganggap Faisal bukan orang yang haus
jabatan.
Tapi saya harus
berhadapan dengan kenyataan politik, bahwa tanpa dukungan partai dan
popularitas memadai, orang dengan konsep yang bagus pun akan kalah.
Faisal hanya menuai suara yang sangat sedikit. Jokowi-Ahok unggul di
atas Foke-Nara, kedua pasangan kemudian melaju ke putaran kedua.
Tahun 2014 saya
masih berharap Jokowi meneruskan jabatan sebaga Gubernur DKI sampai
selesai. Tapi dia akhirnya menyatakan maju sebagai calon presiden. Ia
mengingkari apa yang sudah dia sampaikan sebelumnya, bahwa dia tidak
akan maju.
Saya maklum saja.
Politikus memang begitu. Kita tidak bisa berharap mereka memenuhi
janji sesuai yang dikatakan, kata demi kata. Ucapan politikus adalah
bentuk komunikasi politik. Di dalamnya terkandung basa basi,
pencitraan, dan lain-lain.
Saya waktu itu siap
untuk memilih calon lain. Siapa? Eh, yang muncul adalah Prabowo. Bagi
saya Prabowo bukan pilihan. Dia orang Orde Baru, dengan rekam jejak
kekerasan demi mempertahankan kekuasaan mertuanya. Di luar soal itu,
tidak ada yang meyakinkan dari konsep yang diusung Prabowo.
Iklan-iklan politiknya yang ditayangkan selama 5 tahun membuat saya
nyengir tiap kali melihatnya. Itu iklan-iklan kosong, isinya sama
sekali tak mewakili sosok Prabowo.
Apa boleh buat,
ketika berhadapan dengan 2 pilihan buruk, saya memilih yang kurang
buruk. Saya dukung Jokowi.
Apakah 4 tahun ini
kinerja Jokowi memuaskan saya? Tidak. Saya tadinya berharap ada
gerakan yang lebih fundamental. Tapi kinerja itu pun tidak bisa
disebut buruk. Kinerja infrastruktur boleh diacungi jempol. Hanya
saja kinerja di bidang lain seperti pendidikan, penegakan hukum, dan
reformasi birokrasi, masih kurang baik.
Apakah saya siap
memilih selain Jokowi? Sangat siap. Tapi siapa? Prabowo bagi saya
sudah kartu mati. Gagot? Anies? Aher? Saya sadar, tidak ada dari
mereka yang bisa sejajar dengan Jokowi. Hasil survey menunjukkan
bahwa mayoritas rakyat juga berpendapat begitu. Menurut survey
Litbang Kompas, elektabilitas Jokowi saat ini adalah 55,9%. Data itu
sudah cukup menjelaskan.
Saya tidak punya
ikatan emosional apapun dengan Jokowi. Saya sering mengritik dia.
Kalau ada orang mengritik, dan menurut saya itu kritik yang benar,
saya aminkan.
Tapi ingat, kita
bicara soal kritik. Bukan soal fantasi seperti tudukan Jokowi PKI,
antek asing, atau bahkan keturunan Cina. No, not that kind. Itu bukan
kritik. Itu igauan atau racauan orang yang tidak sehat.
Satu lagi, saya juga
tidak mempertimbangkan pilihan berdasarkan iman. Saya orang sekuler.
Saya tidak percaya bisikan gaib. Saya lihat Jokowi seorang muslim
yang saleh, dekat dengan ulama. Dia tidak memusuhi umat Islam seperti
yang difitnahkan banyak orang. Tapi kesalehan Jokowi bukan
pertimbangan bagi saya.
Jadi, silakan
gunakan akal sehat, fakta, dan data, tentukan pilihan Anda. Akal saya
menetapkan bahwa pilihan saya Jokowi. Kalau ada pilihan yang lebih
baik, saya siap memilih yang lain. Jadi, silakan beri saya
pilihan baru yang lebih baik.
Siapa?
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.