Oleh: Bpk. Didit I.
Menyaksikan begitu banyak peristiwa yang terjadi di Indonesia baik itu demo 411, diputuskannya Bpk. Ahok sebagai tersangka, isu provokasi rush money, rencana-rencana demo susulan 212, ancaman dari Papua ingin memisahkan diri dari Indonesia, pernyataan Polri dan TNI akan adanya kemungkinan makar dalam demo 212 serta berbagai berita lainnya memilukan dan menghancurkan hati saya terlebih lagi hati Tuhan. Namun Tuhan sampaikan bahwa semua itu diijinkanNya terjadi supaya kita menyadari dan melihat multikrisis yang sedang terjadi di Indonesia dan mencari kehendak Tuhan untuk mengatasi multikrisis di Indonesia.
Multikrisis ini terjadi karena adanya
para pejabat pemerintah, elit politik, tokoh agama, wakil rakyat dan masyarakat
yang masih berusaha mempertahankan sistem korup di Indonesia. Mereka juga berupaya membuat
rencana dan konspirasi untuk menggulingkan kekuasaan presiden serta mengambil
kekayaan di bangsa ini. Beberapa pandangan dari para penulis dan pengamat
politik menyampaikan keadaan Indonesia baik-baik saja dan pemerintah menguasai
strategi politik, namun saat saya mempergumulkannya dalam doa, Tuhan
menyampaikan bahwa ‘Indonesia berada di ambang perpecahan dan terjerat dalam
berbagai krisis dalam tingkat nasional.’
Beberapa hari ini saat saya berdoa
untuk Indonesia, Tuhan mengambarkan krisis di bangsa ini seperti awan gelap
dari langit yang turun menyelimuti seluruh kepulauan di Indonesia. Awan gelap
ini begitu pekat dan di dalamnya terdapat pusaran angin serta mengeluarkan
kilat dan bunyi guntur yang sangat keras. Pusaran angin, Guntur dan kilat ini sangat
mengejutkan, bahkan menggoncang serta menghancurkan rumah penduduk, fasilitas
umum, gedung perkantoran, gedung pemerintahan, rumah sakit dan gedung sekolah
di beberapa daerah. Saat Tuhan bawa saya untuk melihat lebih jelas, saya
melihat di dalam awan gelap tersebut muncul
3 poin tulisan yang menunjukkan 3 krisis yang sedang terjadi di Indonesia,
yaitu:
1. Krisis pemimpin yang nasionalis, berani, jujur,
adil, ahli strategi dan bekerja keras untuk kesejahteraan Indonesia.
Inilah keadaan yang terjadi di Indonesia, banyak pemimpin
agamawi, otoriter, munafik dan egois di pemerintahan dan parpol yang
memperjuangkan kepentingan pribadi dan kelompok tertentu. Mereka mengambil
kekayaan bangsa ini dan mempertahankan sistem yang korup dengan mengatasnamakan
kepentingan agama dan rakyat. Semuanya ini akan tampak semakin jelas seiring
berjalannya waktu, mereka akan mengadakan konspirasi dan membuat strategi untuk
melawan sistem pemerintahan yang baru yang bersih dari korupsi dengan cara menekan
pemimpin nasionalis yang berani, jujur, adil dan bekerja keras bagi kesejahteraan
Indonesia sampai puncaknya melengserkan presiden.
Solusinya, para pemimpin yang nasionalis, berani,
jujur, adil, ahli strategi dan bekerja keras untuk kesejahteraan Indonesia
harus mempersiapkan dan menempatkan generasi pemimpin seperti dirinya untuk berada
dalam pemerintahan.
2. Krisis kepercayaan dari berbagai daerah kepada
pemerintah.
Inilah prasangka dan pikiran negatif karena provokasi
dari orang-orang yang tidak mendukung pemerintah. Mereka menyebarkan pikiran
negatif tentang pemerintah supaya masyarakat di daerah-daerah kehilangan
kepercayaannya terhadap pemerintah. Pemikiran negatif yang disebarkan antara
lain:
a)
Pembangunan
infrastruktur yang tidak merata (seperti jalan raya, transportasi,dll)
b) Ketidak-adilan pemerintah
dalam memberikan kesempatan yang sama rata kepada agama minoritas di Indonesia
untuk menduduki kursi kepemimpinan di pemerintahan.
c) Agama mayoritas
merasa bahwa pemerintah lambat dalam menindak Bapak Ahok sehingga tidak segera
diadili dan penjara. Oleh karena itu mereka kemudian berkonspirasi dengan kelompok
ISIS dan ormas-ormas tertentu untuk mempengaruhi masyarakat dan menguasai
pemerintahan di Indonesia.
Para koruptor sengaja menghembuskan isu-isu dan
perselisihan mengenai SARA untuk melemahkan pemerintah Indonesia. Strategi ini
seringkali efektif digunakan oleh para penjajah untuk menguasai masyarakat dan
pemerintahan di Indonesia. Meskipun demikian, Tuhan menyampaikan bahwa pemerintah akan berusaha bekerja keras untuk
mempersatukan dan memperjuangkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
3. Krisis anak bangsa yang nasionalis, jujur, tulus,
adil dan mendukung pemerintah.
Inilah keadaan dimana semakin sedikitnya orang-orang
di Indonesia yang berjiwa nasionalis dan berideologikan pancasila. Sehingga
lebih banyak ideologi-ideologi selain pancasila yang mempengaruhi mereka, seperti hedonisme, radikalisme yang menentang
pancasila, egoisme yang bertujuan memperkaya diri sendiri/kelompok tertentu, hingga
pemikiran/keinginan untuk mendirikan negara agama yang mana ini tidak sesuai
dengan pancasila. Hal inilah yang membuat masyarakat menjadi mudah terprovokasi
dan memprovokasi teman-teman serta keluarganya
untuk ikut mendukung para pejabat pemerintah, elit politik, tokoh agama, wakil
rakyat yang mempertahankan sistem korup di Indonesia dan bahkan membuat mereka
rela melakukan aksi demo, teror serta bom bunuh diri.
Dampak dari ketiga krisis ini cepat
atau lambat akan melemahkan kinerja dari Bpk. Presiden Jokowi sehingga menimbulkan
goncangan dan tekanan berat bagi masyarakat Indonesia yaitu menghancurkan
kesejahteraan masyarakat dalam bidang
ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial, politik dan pembangunan di Indonesia. Seperti
halnya gambaran dari dampak pusaran angin, kilat dan Guntur, yaitu:
- Menghancurkan rumah penduduk menggambarkan menurunnya tingkat/standar sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia sehingga puas tinggal dalam kemiskinan dan tidak memiliki visi membangun Indonesia menjadi lebih baik dimasa depan.
- Menghancurkan rumah sakit menggambarkan dampak dari krisis tersebut membuat pemerintah juga lambat dalam mengatasi masyarakat yang sakit oleh karena bencana alam atau kurangnya kesadaran menjaga kebersihan dan kesehatan. Inilah kemerosotan kehidupan masyarakat dalam bidang kesehatan dan kebersihan.
- Menghancurkan gedung sekolah menggambarkan menurunnya kualitas dan dukungan dari pemerintah untuk pendidikan di Indonesia oleh karena adanya penyalahgunaan dana yang diberikan bagi pendidikan di sekolah-sekolah.
- Menghancurkan fasilitas umum menggambarkan terhambatnya pembangunan infrastruktur (jalan dan transportasi,dll) yang merata di seluruh daerah Indonesia.
- Menghancurkan gedung perkantoran menggambarkan stabilitas ekonomi yang tidak menentu membuat banyak perusahan-perusahaan di Indonesia menjadi tergoncang dan mengalami kerugian yang besar.
- Menghancurkan beberapa gedung pemerintahan menggambarkan ketidak-stabilan dalam politik menimbulkan perpecahan dan membuat kinerja para pegawai negeri di tingkat daerah dan nasional tidak maksimal.
Puncak dari ketiga krisis ini akan
ditandai dengan munculnya calon pemimpin dalam pilpres 2019 dan pilpres 2024 yang berpengaruh dan memiliki ciri agamawi, otoriter, munafik dan egois. Krisis ini
akan menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat Indonesia bila tidak segera
ditangani. Tuhan telah memberikan solusi untuk Indonesia dan telah saya
tuliskan dalam
http://worshipcenterindonesia.blogspot.co.id/2014/10/pesan-tuhan-mengenai-pemerintahan-yang_68.html (Pesan Tuhan mengenai pemerintahan
yang baru-versi lengkap). Bagian terpenting dari semua ini adalah, Tuhan menyampaikan bahwa ‘Indonesia membutuhkan para
pemimpin yang nasionalis untuk melanjutkan perjuangan presiden supaya kepemimpinan
tidak jatuh kepada pemimpin yang agamawi, otoriter, munafik dan egois.’
Presiden perlu mempersiapkan dan membangkitkan generasi pemimpin yang
nasionalis yang berani, jujur, adil, ahli strategi dan bekerja keras untuk
kesejahteraan Indonesia. Beban ini tidaklah mudah oleh karena itu kita perlu
mendukung Bpk. Presiden Jokowi dalam memimpin Indonesia. Sebab itu dalam
situasi ini, adalah hal yang bijak bila Bpk. Ahok mundur supaya mempersiapkan
diri dan masuk dalam proses Tuhan untuk menjadi bagian dari para
pemimpin-pemimpin nasionalis yang melanjutkan perjuangan presiden membangun
bangsa Indonesia di waktu yang akan datang.
Tangan Tuhan masih memegang Indonesia
supaya tidak tenggelam dalam berbagai krisis lainnya. Dan kasih karunia Tuhan akan
diberikan lebih lagi saat para pemimpin dan umat Tuhan bersama mencari kehendak
Tuhan dan bergerak sesuai pimpinan Tuhan.
Untuk menghadapi krisis ini tidak
cukup hanya dengan berdoa dan berdeklarasi namun umat Tuhan harus bangkit
menjadi radikal. Inilah yang dimaksud dalam ‘Pesan Tuhan mengenai
pemerintahan yang baru’, bahwa umat Tuhan harus menjadi radikal. Radikal
adalah berakar, seperti halnya akar yang akan terus bergerak mencari sumber air
demikianlah seharusnya umat Tuhan mencari kehendak Tuhan dan bergerak sesuai
dengan pimpinanNya, sebab masa depan Indonesia ditentukan oleh ada atau
tidaknya umat Tuhan dan para pemimpin rohani yang radikal (2 Tawarikh
7:14).
Salam perjuangan dalam Kristus.
Petunjuk penting sebelum berdoa:
#ahokmundurlebihbaik
#orangberhikmatakanmengerti
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.