Oleh : Didit I.
(Artikel ini telah dipublikasikan pada Oktober 2005 untuk kalangan sendiri)
Tidaklah mudah memiliki pengharapan di masa-masa yang menyesakkan hati. L.B. Cowman pernah menulis dalam bukunya yang berjudul Streams in the Desert (Sungai di Padang Gurun), "Aku berkata, "Padang gurun ini begitu luas!" Aku berkata, "Padang gurun ini begitu gersang! Mata air apa yang ada di sana yang bisa memuaskan dahagaku? Dimanakah aku bisa bersembunyi dari terpaan angin badai?""
L.B. Cowman bertanya akan suatu pengharapan di padang gurun. Benarkah ada suatu pengharapan yang dapat membuat kita lebih kuat di padang gurun? Bagaimana pengharapan kita berkenan dihadapanNya? Pengharapan seperti apakah yang Ia rindukan bagi kita? Samakah pengharapan dalam masa kesesakan dengan masa sukacita? Apakah hubungannya antara pengharapan, masa kesesakan dan kebangunan rohani? Ia akan mengajar kita untuk menjawab semua pertanyaan di atas dalam sebuah penglihatan. Persiapkanlah hati Anda.
Penglihatan tanggal 20 Oktober 2005
Tuhan memperlihatkan dataran yang curam dengan kemiringan 90 derajat. Dataran itu menampakkan bagian tanah yang keras menghiasi dinding jurang. Bagian tanah yang keras itu masih menonjolkan batu-batu pijakan. Batu pijakan itu disusun sedemikian rupa seperti papan pendakian pecinta alam. Hanya saja batu pijakan itu tertata lurus satu jalur hanya untuk satu orang. Ia memperlihatkan seorang prajurit yang hendak menuruni jurang itu dengan memegang dan berpijak pada batu-batu kali yang sebagian tertanam pada dinding jurang. Anehnya di samping batu pijakan yang tidak jauh dari dataran jalan setapak di atas itu terdapat pohon kering berukuran pendek, tanpa daun dan tumbuh menyamping. Pohon itu memiliki akar yang tertanam kuat di dalam tanah yang keras di dinding jurang. Pada pangkal pohon itu terdapat ular sedang melilit pada dahan pohon tersebut. Kemudian Tuhan berkata, "Perhatikanlah pohon yang tampak nyaman untuk istirahat itu." Lalu Ia memperlihatkan seorang prajurit sedang menuruni dataran yang curam itu. Ketika ia melihat dahan pohon yang tampak kokoh ia tampak tertarik. Ia pun mengulurkan tangannya untuk menggapai dahan pohon. Pohon yang tidak jauh dari jangkauannya itu membuatnya berhasil bergelantungan memegang dahan pohon yang kering itu.
Betapa mengejutkan, setelah kedua tangannya berhasil menggapai dahan pohon, tiba-tiba pohon itu mengeluarkan duri yang cukup besar dari seluruh bagian pohon itu, termasuk dahannya. Darah pun mulai membasahi tangannya. Rasa sakit pun mulai terlihat dari ekspresi wajahnya. Sambil menahan rasa sakit ia mengangkat kepalanya ke atas hendak kembali ke batu-batu yang tertanam pada dinding jurang. Ketika ia mengangkat kepalanya ke atas, dalam sekejap mata ular di dahan pohon itu mematuk kedua matanya. Ia berkata, "Ular itu bukan hanya melukai matanya, tetapi juga memakan kedua matanya." Kedua mata prajurit ini bukan hanya hilang, juga dipatuk oleh ular beracun. Prajurit ini tidak berdaya dengan penglihatan yang rusak dan tangan yang terluka. Tiba-tiba duri-duri yang menyembul keluar itu seperti terserap kembali ke dalam tanaman yang menjulur tadi, sehingga tanaman itu nampak seperti pohon yang tidak berduri. Prajurit ini pun terjatuh ke bawah dan mati di dasar jurang. Tuhan berfirman, "Prajurit ini lebih percaya pada kokohnya batang daripada batu-batu itu. Dan ia hendak duduk bersantai di pohon itu. Pada saat itulah Ia ditekan oleh kekuatiran dalam hidupnya maka ia pun mengalami kematian rohani."
Kemudian Ia berkata, "Jerat iblis bukan hanya pada pohon itu, tetapi perhatikanlah ini!" Tampaklah di langit-langit gumpalan-gumpalan kotoran manusia dan batu-batu melayang menghampiri prajurit ini. Serangan ini masih tetap ada meskipun tidak banyak yang mengarah ke arah prajurit ini bahkan burung-burung gagak pun masih tetap terbang dengan membawa kotoran hewan dan berusaha mematuk kepala prajurit ini. Hal yang sangat mengejutkan adalah pasukan iblis menggerakkan orang-orang sebagai budaknya. Iblis mempersenjatai budak-budaknya dengan senapan jarak jauh disertai teropong kecil untuk membidik. Mereka berlari dalam satu barisan di sebelah kiri dan kanan keluar dari hutan memasuki sungai dan mendekati perbatasan jurang yang menghadapkan mereka pada dinding jurang. Dengan pakaian putih kumal dan compang-camping mereka membidikkan senapannya kepada prajurit-prajurit Tuhan yang tepat berada di atas mereka (mereka membidikkan senapannya sambil berenang).
Tampaknya budak-budak iblis ini membagi dirinya menjadi dua kelompok penyerang. Penyerang kelompok pertama adalah penyerang dari arah serong kanan dan serong kiri. Kelompok pertama ini berjumlah tiga orang. Tiga orang budak iblis ini menjauh dari jalan setapak. Yang seorang di sebelah kiri. Ia mengenakan peluru yang bertuliskan foya-foya. Sedangkan dua orang lainnya berada pada sisi kanan dengan senapan yang bertuliskan percabulan, perzinahan. Dan budak-budak iblis lainnya (kelompok kedua) menyerang bagian tengah. Penyerang ini tiga dari arah kiri merapat ke jalan setapak dan tiga lainnya merapat yang datang dari arah kanan. Mereka membidikkan sasarannya dalam posisi berenang di sungai. Tiga dari arah kiri pelurunya bertuliskan kesombongan, kemunafikan, irihati. Tiga dari arah kanan pelurunya bertuliskan kekecewaan, intimidasi, kemarahan.
Kemudian Tuhan berkata, "Tujuan iblis adalah agar mereka berhenti dan meninggalkan visiKu dan kebenaranKu yang telah Kusampaikan kepada mereka. Oleh karena itu sampaikanlah kepada mereka bahwa Aku, Tuhan, Allahmu tidak akan membiarkan kalian berjalan sendirian. Aku akan menopang dan membawa kalian ke tempat yang tepat sesuai dengan visi. Hanya saja taat dan setialah kepadaKu. Janganlah meninggalkan Aku ke manapun kalian pergi dan tinggal. Sebab Aku, Tuhan, Allahmu selalu memperhatikan kehidupan kalian. Jangan mengharapkan dan merindukan perkara-perkara yang lain selain Aku. Sebab Aku yang memberikan visi kebangunan rohani kepada kalian dan hanya melalui Akulah visi itu dapat digenapi. Ya, perhatikanlah semuanya itu."
Penjelasan penglihatan
Pentingnya pengharapan di masa-masa kesesakan
Prajurit yang kuat adalah prajurit yang memiliki pengharapan. Hal ini terbukti pada pasukan Amerika. Salah satunya adalah pasukan bersenjata yang mempertahankan kota Boston dari serangan Nazi Jerman. Mereka berusaha mempertahankan kotanya dengan menjaga perbatasan kota Boston. Di tengah-tengah hutan dan musim salju yang menghiasi pepohonan mereka berusaha bertahan. Bahkan halangan mereka dalam mempertahankan kota bukan hanya musim salju yang dingin. Mereka hanya memiliki amunisi yang terbatas. Dapat dikatakan amunisi yang mereka miliki adalah amunisi terakhir. Persediaan makan yang hampir habis, sehingga mereka harus menghemat makanan dan berbagi satu dengan yang lain. Saat itu ada tambahan makanan. Nutrisi dari makanan yang sedikit dan waktu tidur yang sedikit karena mereka harus menjaga perbatasan kota dalam lubang tanah yang ditutup dengan potongan kayu dan dedaunan. Bahkan dikabarkan persediaan obat-obatan hampi habis karena banyaknya orang yang terluka dan tidak ada suplai obat-obatan, termasuk juga makanan dan amunisi senjata. Keadaan mereka benar-benar menyesakkan hati yang membuat mereka berpikir bahwa nasib mereka akan berakhir sampai di hutan itu.
Di tengah-tengah keadaan yang sulit itu muncullah seorang pemimpin yang berusaha membangkitkan pengharapan dan semangat bagi pasukannya. Bahkan di saat keadaan yang cukup parah, mereka berpikir bahwa mereka akan mati di sana. Tapi, pengharapan itu membuat mereka bangkit dari pikiran-pikiran yang menyesakkan dan penderitaan batin. Mereka bangkit dan berjuang mati-matian. Hal yang mengejutkan adalah di tengah-tengah keadaan yang tidak mungkin untuk menang dalam perang, tetapi pengharapan itu terus berkobar. Akhirnya mereka pun mengalami kemenangan dalam peperangan karena pasukan nazi Jerman menarik mundur pasukannya. Dari kisah di atas kita dapat melihat kuasa dari pengharapan.
Demikianlah Tuhan merindukan Anda memiliki pengharapan dalam masa-masa prosesNya ini. Anda tidak lagi berpikir bahwa visi Anda, komitmen Anda berakhir sampai disini saja, tetapi Anda harus memiliki pengharapan untuk mengalami kemenangan dan sukacita yang besar. Ia tidak berkenan akan pengharapan yang kecil. Sebab pengharapan kecil hanya membawa Anda hanya pada tetesan air mata Anda sendiri, tetapi tidak untuk jiwa-jiwa. Jika Anda mengharapkan tetesan air mata jiwa-jiwa, Anda harus memiliki pengharapan yang besar dalam prosesNya ini. Tanpa pengharapan, komitmen dan pengiringan Anda akan Dia akan berakhir hanya sampai disini. Sebab pengharapan Anda di masa-masa kesesakan akan membuat Anda bertahan dalam prosesNya. Betapa pentingnya nilai pengharapan di masa-masa prosesNya ini.
Dinding jurang yang curam
Masa-masa ini adalah masa prosesNya bagi kita untuk mengasah karakter-karakter kita untuk menjadi alat yang tajam bagi panggilanNya. Ia sedang menarik Anda pada keadaan yang tampaknya sangat menyulitkan Anda. Dahulu Anda bisa melayani Dia dengan tantangan yang tidak menyakitkan hati Anda, tetapi saat-saat ini Anda diperhadapkan dengan keadaan yang menyakitkan hati Anda. Ia membawa Anda pada keadaan yang kelihatannya tampak berbahaya dan seakan-akan dapat membuat Anda kejatuhan rohani, tetapi perhatikanlah Ia sedang melatih Anda. Hanya saja keadaan memang kelihatannya tampak sulit dan menakutkan. Kalau Anda memperhatikan latihannya, sesungguhnya Ia sedang melatih Anda untuk lebih berhati-hati dalam melangkah. Ia rindu mengajar Anda untuk memperhatikan langkah kehidupan Anda. Anda harus memperhatikan langkah kehidupan Anda. Dalam masa direndahkan inilah Ia sedang melatih Anda untuk memperhatikan langkah kehidupan Anda agar Anda memperhatikan batu-batu itu. Batu-batu itu melambangkan pengajaranNya. Di dalam langkah kehidupan Anda, Ia sedang telah menanamkan batu untuk pijakan kaki Anda. Itu adalah gambaran pengajaranNya yang telah dipersiapkan dan disampaikan kepada Anda. Batu-batu pengajaran yang telah tertanam dan tersusun dengan rapi telah dipersiapkan dalam langkah kehidupan Anda. Sudah seharusnya kita sebagai hamba memperhatikan pengajaranNya setiap hari. Dalam Mazmur Daud dituliskan, "..... tetapi aku hendak memperhatikan peringatan-peringatan-Mu." (Mazmur 119:95). Daud selalu memperhatikan peringatan-peringatanNya. Sebab kesukaan Daud adalah memperhatikan kebenaranNya, sehingga ia selalu memiliki pengharapan akan Dia. Dalam Mazmur 101:2 ditegaskan, "Aku hendak memperhatikan hidup yang tidak bercela: Bilakah Engkau datang kepadaku? Aku hendak hidup dalam ketulusan hatiku di dalam rumahku." Daud memperhatikan langkah hidupnya agar tetap berada di jalanNya dan berkenan dihadapanNya. Itulah pengharapan Daud didalam kesesakan. Itulah fungsi dari batu-batu yang tersusun rapi tertanam sebagian pada dinding. Batu-batu itu akan membuat kehidupan Anda berkenan kepadaNya. Kita akan melihat lebih jauh mengenai tindakan prajurit yang berkenan dihatiNya. Sesungguhnya ada dua bagian yang membuat Ia berkenan kepada prajurit yang menuruni dinding jurang. Inilah hal-hal yang juga harus Anda lakukan, yaitu:
A. Tangan yang berpegang erat pada batu
Ia merindukan agar Anda selalu berpegang pada batu-batu dalam kehidupan Anda. Batu-batu itu akan membimbing Anda pada perjalanan kita dalam mengejar visi. Tanpa memperhatikan batu-batu di sekitar Anda, maka Anda tidak sedang berjalan dalam visi. Tanpa bimbinganNya, maka tidak akan pernah ada kebangunan rohani. Jika Ia telah membuka jalan-jalan pengajaranNya, maka Anda harus memperhatikan batu-batu itu sebab batu-batu itu akan membawa Anda menuju kebangunan rohani
Seorang pemazmur pernah menuliskan, “Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati, Engkau sendiri telah menyampaikan titah-titah-Mu, supaya dipegang dengan sungguh-sungguh. (Mzm 119:2,4). Dalam ayat ini ditegaskan bahwa orang-orang yang berpegang pada perintah-perintahNya adalah berbahagia. Dan setiap ketetapan yang disampaikanNya selayaknya dipegang oleh umatNya, terlebih hamba-hambaNya. Perhatikanlah prajurit dalam penglihatan yang tidak melepaskan tangannya dari batu-batu yang ada dihadapannya. Tangannya masih memegang erat akan batu-batu itu. Ia tidak membuang batu-batu itu dan menjauhkan diri dari kehidupannya. Dengan memegang batu erat-erat menunjukkan bahwa batu itu sangatlah berharga baginya. Oleh karena batu-batu itu memiliki peran yang peting, maka ia mempertahankan batu itu pada genggaman tangan. Prajurit yang berpegang erat pada batu menggambarkan pejuang-pejuang kebangunan rohani yang menganggap penting akan pengajaran-pengajaranNya yang disampaikan kepada Anda baik melalui kehidupan sehari-hari yang disampaikannya secara pribadi, melalui pengajaran, pesan-pesan profetik atau hamba-hambaNya yang lainnya. Ia merasa kebenaranNya begitu berharga bagi kehidupannya, maka ia memegangnya dengan erat-erat dalam kehidupannya. Inilah yang sedang dikerjakanNya dalam kehidupan kita. Dalam prosesNya ini Ia sedang membisikkan dalam telinga Anda bahwa Anda harus menganggap tinggi akan kebenaranNya. Sebab tidak semua orang akan mendapat penyingkapan kebenaranNya. Bukan berarti Ia tidak mau berbagi dengan orang lain. Oleh karena banyak orang tidak menganggap penting akan kebenaran, akibatnya mereka tidak mencari kebenaranNya. Alasan itu pula yang membuat mereka tidak mengetahui kebenaranNya.
Anda tidak akan mengetahui kebenaranNya lebih lagi sebelum Anda menganggap kebenaranNya adalah salah satu hal yang paling berharga dalam kehidupan Anda. Kedewasaan kerohanian seseorang itu dapat dilihat dari gaya hidupnya yang memancarkan kebenaranNya. Anda tidak akan pernah bisa mencapai kebangunan rohani sebelum Anda mencintai dan memandang tinggi kebenaranNya melebihi apa pun di dunia. Bagaimana mungkin Anda akan memandang tinggi Dia, sebagai sumber kebenaran, sebelum Anda menghargai kebenaran yang disampaikan melalui hamba-hambaNya? Sebab Anda mengundang Dia sebagai sumber kebenaran. Adalah mustahil mengharapkan kebenaran yang sejati hadir dalam kota Anda jika Anda tidak memandang tinggi akan kebenaranNya dalam kehidupan Anda. Sebab kebangunan rohani tidak diraih oleh orang-orang yang bebal, yang suka hidup dalam dosa. Ia tidak akan memberikan perkara yang besar kepada orang² yang memiliki kebiasaan hidup seperti babi-babi, yang suka kembali hidup dalam dosa setelah beroleh pengampunan dan pemulihan dari Tuhan. Jika Anda merindukan kebangunan rohani sudah seharusnyalah Anda memandang tinggi akan kebenaranNya sebagai perkara yang berharga. Jika Anda memandang kebenaranNya di tempat yang tinggi maka Anda tidak akan melupakan kebenaranNya. Anda akan selalu merenungkan kebenaranNya. Masih ingatkah Anda akan artikel pengajaranNya di bulan lalu? Ingatkah Anda akan kegerakanNya di bulan lalu dan apa yang Ia rindukan untuk Anda perhatikan? Masih segarkah ingatan Anda akan semuanya itu? Apa yang ada dalam pikiran Anda selama ini? Kebenarankah atau rencana kesenangan pribadi Anda?
Prajurit yang berpegang erat pada batu-batu ini menjelaskan tiga hal. Jika Anda mengaku berpegangan erat pada batu-batu maka Anda akan melakukan tiga hal ini. Alangkah indahnya bila kita memiliki tiga hal ini dan berhasil dalam prosesNya ini. Berikut tiga hal:
1. Memegang batu dengan seluruh tangan
Memegang batu dengan seluruh tangan menggambarkan fokus usaha untuk mencari dan mendapatkan kebenaranNya. Itulah telapak tangan yang berusaha meraih seluruh bagian batu. Sebenarnya hal ini tampak aneh karena bagaimana mungkin Anda bisa bertahan memegang batu-batu kali dengan permukaan yang agak memanjang dan halus. Apalagi batu itu tertanam di tanah yang keras dengan kemiringan 90 derajat. Hal terburuk yang bisa terjadi adalah tangan prajurit ini bisa berkeringat kemudian ia bisa terjatuh karena tangannya yang basah dan permukaan batu yang halus.
Dalam persiapan artikel ini Tuhan menjelaskan bahwa tanganNya masih menopang kita untuk menuruni jurang kehidupan. Di tengah-tengah keadaan yang sulit ini Ia sedang mengajarkan banyak kebenaran dalam kehidupan Anda. Hal itu adalah gambaran dari tersusunnya batu-batu kebenaranNya yang disiapkan oleh Dia untuk mengubahkan kehidupan Anda setiap hari. Permukaan dinding jurang yang keras itu adalah gambaran kehidupan kita di dunia ini semakin keras dan ada begitu banyak tantangan di hadapan kita. Anda tidak sedang berjalan di tanah yang datar dan nyaman. Anda sedang menuruni jurang dan kehidupan yang semakin banyak tantangan. Persiapkanlah hati Anda saat menghadapi tekanan yang semakin besar dalam negara kita. Inilah perjalanan menuju kebangunan rohani. Bahkan Anda sedang menuruni jurang. Persiapkanlah hati Anda sebab Anda akan direndahkan karena visiNya yang jauh dari hati gereja-gereja. Demikianlah pada saat Anda direndahkan janganlah Anda merasa kecewa dan marah yang membuat Anda membencinya, tetapi selidikilah kebenaranNya yang telah disediakan bagi Dia dalam perjalanan kehidupan Anda menuju kebangunan rohani.
Bagi seorang prajurit tidak ada kata mencari keuntungan pribadi. Ia disebut sebagai seorang prajurit karena ia memperjuangkan visi yang diberikan oleh Dia sebagai Komandan kita. Daud pernah menulis, "Hatiku mengikuti firman-Mu....: "Carilah wajah-Ku"; maka wajah-Mu kucari, ya TUHAN." (Mzm 27:8). Inilah salah satu kunci rahasia keberhasilan Daud, yaitu : selalu mencari dan menjadikan Tuhan sebagai pusat/tujuan dari kehidupannya. Dan dalam mazmur-mazmur Daud lainnya, ia selalu berseru kepadaNya. Ia merindukan agar Anda dimasa-masa yang sulit ini Anda selalu mencari kebenaranNya. Tuhan akan mengajar, melatih dan menyingkapkan maksud hati/pikiranNya melalui Alkitab, khotbah, nubuat, masalah, peristiwa sehari, tantangan hidup dll. Tugas Anda adalah mencari suara Guru Anda dalam kehidupan Anda. Sebagai murid yang baik seharusnya Anda mencari, memperhatikan dan hidup sesuai arahan Guru Agung Kita, Yesus Kristus.
2. Memegang batu dengan kekuatan penuh
Masih ingatkah Anda dengan sebuah lagu yang berjudul "I Will Run to You" dari Hillsong? Lagu itu menceritakan pengiringan kita kepada Dia. Kita perlu BERLARI (bukan berjalan atau merayap dalam mengejar kegerfģģakanNya. Bukan dengan kekguatan Anda, tetapi oleh kekuatan RohNya. ģRohNya yang membuat Anda memahami kebenaran²ģ dan kehendakNya. RohNya akan menolong dan membimbing Anda untuk mempraktekkan kebenaranNya. Memegang batu dengan kekuatan penuh menggambarkan tekad, komitnen kerinduan dan semangat yang mendorong Anda merenung, mencari, mendiskusikan maksud Tuhan seperti harapan, kerinduan, tujuan, rencana Tuhan berusaha mengerti dan mempraktekkan kebenaranNya. Usaha Anda yang kecil itu membuatNya bersukacita. Ia merindukan agar Anda memberikan yang terbaik bagi Dia.
Suatu kali Ia berkata, "Nak, mengapa Aku seringkali memberikan sebagian saja dari suatu penglihatan? Tahukaht engkaaauqw apa yang hendak Aku maksudkan kepadamu? Hal itu juga Aku lakukan kepada hamba-hambaKuà yang lainnya." Saat itu saya hanya termenung mencari jawaban. Kemudian Ia meletakkan jawaban itu sepintas dalam pikiran saya. Kemudian menjawab, "Agar hamba-hambaMu datang kembali Tuhan." Ia terdiam sejenak. Lalu sahutNya, "Aku ingin engkau datang kembali kepadaKu untuk mendengar dan melihat. Bukan hanya datang untuk mendengar dan melihat, tetapi engkau harus mencari kebenaranKu lebih dalam lagi dari kehidupan hamba-hambaKu. Pada saat itulah engkau datang kepadaKu dengan bahan-bahan yang telah kau cari. Di situlah Aku akan berbicara banyak hal kepadamu untuk menjelaskan maksudKu. Aku ingin engkau memberikan yang terbaik bagiKu." Ia hanya akan menjelaskan seberapa banyak yang Anda ingin ketahui tentang maksud hati/pikiranNya. Artinya pemahaman Anda akan Tuhan bergantung pada usaha pencarian, penyelidikan seperti bertanya, menghubungkan antara prinsip² kebenaran atau arahan Tuhan dengan praktek hidup sehari². Di masa menuruni jurang rohani Anda harus mencari dan memperjelas maksud hati/pikiranNya atas kehidupan Anda. Mintalah arahanNya langkah demi langkah. Bacalah buku² rohani yang berkaitan dengan pergumulan atau panggilan hidup Anda. Bertanyalah dan diskusikan dengan hamba² Tuhan terkait bagian² yang belum paham sampai Anda mengerti cara mempraktekkannya dalam kehidupan sehari². Sebab Ia merindukan agar Anda mencari kebenaranNya seperti pemburu harta karun mencari harta yang terpendam.
3. Tetap memegang batu
Anda tidak akan memegang batu yang dapat membuat Anda terjatuh. Bayangkanlah misalnya pada suatu saat Anda jalan ditepi sungai dengan perahu karet tiba² kaki Anda terpeleset. Ternyata Anda sedang terbawa arus bersama perahu karet. Hati Anda berdebar² karena aliran sungai yang deras yang menyeret tubuh Anda. Anda baru sadar nyawa Anda dalam bahaya. Sepintas Anda melihat batu kali yang berukuran besar dekat dengan tepi sungai. Anda diperhadapkan hanya dua pilihan. Apakah tangan Anda akan meraih batu di pinggir sungai atau perahu karet Anda yang terbawa arus? Tentunya kita semua akan memilih pegangan yang menjamin keselamatan kita. Bukankah Anda lebih memilih meraih batu kali di pinggir sungai? Anda memilih batu itu karena Anda mempercayai batu itu dapat menyelamatkan Anda dari derasnya air sungai. Demikianlah dalam penglihatan, prajurit yang memegang batu menggambarkan kepercayaannya kepada batu itu yang dapat membawanya kepada kebangunan rohani. Jika prajurit ini tidak mempercayai batu-batu itu sebagai tumpuan kaki atau tangan dan jalan menuju pada perkara kebangunan rohani, maka ia tidak akan memegangnya. Ia merindukan agar Anda mempercayai setiap pengajaranNya, prosesNya serta pesan-pesan profetikNya yang sedang membawa Anda pada kebangunan rohani. Perhatikanlah pengajaran-pengajaranNya dan pesan-pesan profetikNya selama ini. Dalam artikel profetik, Ia menyerukan kepada Anda untuk berserah dan berharap kepadaNya. Dalam pengajaran di persekutuan, Ia menyerukan agar Anda keluar dari rasa aman. Dan dalam artikel pengajaranNya, Ia menyerukan agar Anda hidup dalam visiNya. Ditambah lagi training-training kebangunan rohani dan masih banyak hal-hal lainnya yang meneguhkan bahwa Ia sedang membawa Anda pada perjalanan menuju kebangunan rohani.
Jika Anda mempertanyakan mengapa hari ini kebangunan rohani masih belum terwujud? Karena Tuhan sedang menunggu Anda untuk mempercayai bahwa kebenaran-kebenaran yang selama ini disampaikan kepada Anda adalah perjalanan menuju visi. Dan Tuhan sedang menunggu kesediaan Anda untuk membayar harga menuju visiNya. Jika Anda tidak mempercayai kebenaranNya dapat membawa Anda pada kebangunan rohani, maka Anda tidak akan pernah menemukan jalan atau bahkan pintu menuju kebangunan rohani. Anda harus mempercayai Dia sebagai sumber kebenaran, sebelum Anda membuat orang-orang lain di kota Anda mempercayai Dia sebagai sumber kebenaran.
Ia merindukan ketiga point ini melekat dalam kehidupan kita. Ketiga point ini saling berhubungan. Anda tidak akan dapat mengembangkan kebenaranNya (poin kedua), sebelum Anda mencari dan mendapatkan kebenaranNya (poin pertama). Dan Anda tidak akan dapat mempercayai kebenaranNya (poin ketiga) sebelum Anda mengembangkan kebenaranNya di dalam Dia (point kedua). Demikianlah ketia ini saling berhubungan erat. Sebagai hamba yang baik alangkah indahnya bila Anda melakukan poin pertama lalu kedua dan dilanjutkan poin ketiga.
Berpijak dengan tepat
Bila Anda menuruni jurang, maka Anda perlu berpijak pada batu-batu yang telah tersedia di bawah. Memijakkan kaki diatas batu bukanlah hal yang sembarangan. Menuruni jurang dengan memijakkan pada batu, hal itu seperti saat Anda menuruni tangga di gereja. Anda tidak akan mungkin menuruni tangga tanpa melihat arah kaki Anda melangkah. Tentunya Anda akan berusaha melangkah dengan hati-hati. Bahkan pandangan mata Anda juga melihat ke bawah. Hal itu menggambarkan bahwa Andsa memperhatikan langkah Anda.
Di dalam masa yang menyesakkan ini Anda harus berhati-hati dalam melangkah. Sebab saat Anda salah melangkah Anda berada diambang kejatuhan rohani. Oleh karena itu Rasul Paulus menuliskan, "Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif." (Ef 5:15). Anda harus memperhatikan langkah kehidupan Anda mulai dari apa yang Anda katakan, pikirkan, rindukan dan sesuatu yang hendak Anda lakukan. Ia membagi tiga hal berpijak dengan tepat. Anda tidak akan dapat dikatakan berpijak dengan tepat bila Anda tidak memiliki tiga hal dalam kehidupan Anda, diantaranya yaitu:
1. Berpijak pada batu
Di mana Anda berdiri disitulah kaki Anda berpijak. Jika Anda berpijak di atas kayu maka Anda sedang berdiri di atas kayu. Perhatikanlah dalam penglihatan, kaki yang berpijak pada batu itu. Seluruh tubuhnya ditumpu dengan kedua kaki yang berpijak pada batu. Kaki yang berpijak pada batu itu menggambarkan pejuang kehidupan dalam kebenaran. Seorang pejuang kebangunan rohani selalu hidup dalam kebenaranNya. Sebab ia bukan hanya hidup dalam kebenaranNya, tetapi ia juga memperhatikan langkah kehidupannya. Itulah gambaran prajurit yang bukan hanya berpijak pada batu, tetapi saat ia melangkah turun ke bawah, ia melihat batu berikutnya. Langkah kehidupannya selalu diperhatikan untuk selalu hidup dalam kebenaranNya.
Seorang hambaNya pernah berkata bahwa salah satu langkah bertahan dalam penderitaan adalah keyakinan pribadi yang teguh bahwa kita ada dalam kebenaran. Salah satu kunci agar kita dapat bertahan dalam penderitaan adalah memastikan kaki kita di jalan KebenaranNya. Biarlah kita menderita karena hidup dalam kebenaran, bukan disebabkan dosa. Pada saat Ia berseru, milikilah hubungan pribadi denganKu, maka ia pun menjalin hubungan pribadi dengan Dia. Pada saat Ia berkata hiduplah dalam doa, maka ia pun memiliki kehidupan doa. Pejuang kebangunan rohani adalah seorang yang hidup dalam kebenaranNya. Dalam Mazmur 119:112 tertulis, "Telah kucondongkan hatiku untuk melakukan ketetapan-ketetapan-Mu, untuk selama-lamanya, sampai saat terakhir." KerinduanNya dalam kehidupan Anda adalah Anda selalu melakukan ketetapanNya. Untuk selama-lamanya.
Kaki yang bergerak dari batu ke batu
Dalam penglihatan, prajurit ini tidaklah bersikap pasif. Ia tidak diam saja pada satu batu, tetapi ia memijakkan kakinya dari satu batu ke batu yang lainnya. Perjalanan menuju kebangunan rohani tidak akan dapat dicapai hanya dengan satu-dua kebenaran. Sebab hal itu seperti hendak menyeberangi lautan hanya dengan sebatang kayu. Ombak yang keras akan menghancurkan kehidupan Anda. Itulah yang sedang dikerjakan oleh gereja-gereja saat ini. Tuhan mengingatkan saya kepada seorang pendeta yang sering berpergian keluar negeri dan luar kota. Suatu kali sepulang dari luar negeri, ia menghadiri suatu pertemuan dimana pada pertemuan ini ia berkata, "Marilah kita memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan dan mencari kehendakNya agar kita selalu diberkati oleh Tuhan." Pada saat itulah Tuhan berkata, "Sesungguhnya pengajaran yang didapatnya itu dari seorang hambaKu. Aku berbicara kepada hamba-hambaKu mengenai hubungan pribadi denganKu dan mencari kehendakKu. Namun ia hanya mengutip kata-kata hambaKu saja bukan tindakan dari perkataannya." Seringkali gereja-gereja meniru pengajaran-pengajaran dari gereja lain. Bahkan mereka juga membuat keadaan gereja, kostum pelayanan, dan tim musik yang sama dengan hamba-hambaNya di luar negeri. Sayangnya mereka hanya mengikuti yang diluar. Mereka hanya mengetahui luarnya, tetapi tidak untuk maknanya. Ia tidak ingin Anda betindak sama dengan keadaan gereja yang berhenti dalam satu batu. Mereka tidak mendalami lebih lagi bagaimana menjalin hubungan pribadi dengan Dia dan bertanya-tanya bagaimana mencari kehendakNya atau bagaimana hidup dalam kehendakNya. Mereka merasa puas dengan satu kebenaran saja. Kebangunan rohani adalah rangkaian kebenaran-kebenaranNya yang digabungkan menjadi satu. Sebab kebangunan rohani adalah perjalanan yang melewati berbagai proses seperti perjalanan bangsa Israel dari Mesir ke tanah Kanaan. Padang gurun itu adalah suatu masa prosesNya
Hanya berpijak pada batu
Tidak ada pilihan yang lain dalam mengejar kegerakanNya selain melewati batu-batu kebenaranNya. Anda tidak akan dapat mengejar kebangunan rohani dengan program-program yang keluar dari pikiran manusia sebab kebangunan rohani adalah menghadirkan Sang Raja. Yang menarik perhatian Sang Raja adalah orang² yang lapar dan haus akan Tuhan, menjadikan Tuhan sebagai pusat kehidupannya serta mengasihi kebenaranNya. Anda dapat melangkah menuju kebangunan rohani bila Anda melewati batu-batu itu. Kaki prajurit yang melangkah di atas batu menggambarkan ketergantungan prajurit ini dalam kebenaranNya. Pengharapannya yang besar akan kebangunan rohani membuatnya hanya berharap pada batu-batu yang tertanam sebagian. Batu-batu yang dimunculkan itu telah disediakan oleh Dia. Jika Anda mengharapkan kebangunan rohani, maka Anda akan mengharapkan kebenaran-kebenaranNya. Sudahkah pengharapan Anda yang besar akan kebangunan rohani membuat hati Anda bergantung pada kebenaran-kebenaranNya? Sudahkah kehidupan Anda hanya bergantung pada kebenarannya. Perhatikanlah saat Daud menjadi raja. Saat itu semua bangsa Israel datang menyembah Tuhan. Mereka mendirikan tenda-tenda dan menaikkan pujian-penyembahan secara terus-menerus. Pemulihan mulai terjadi saat raja Daud hidup bergantung pada sumber kebenaran. Ketergantungannya itu mengubahkan kehidupannya dan bangsanya. Banyak orang-orang datang menyembah Dia karena sebelumnya Daud menanamkan dalam pikirannya bahwa kebangunan rohani dapat dicapai saat mereka menggantungkan hidupnya dalam kebenaran. Jika tidak ada kebenaran, maka tidak ada pemulihan. Itulah yang dimaksudkan dengan visi kita yang membangkitkan penyembah-penyembah yang benar. Itulah kehidupan yang melekat dalam kebenaranNya, yang dipersembahkan kepadaNya. Oleh karena itu tanamkanlah dalam pikiran Anda bahwa kebangunan rohani hanya dapat dicapai dalam kebenaranNya.
Dalam melangkah ini Ia merindukan agar Anda memperhatikan langkah kehidupan Anda untuk melangkah dalam kebenaranNya. Kehidupan Anda hanya dipersembahkan dalam kebenaranNya. Itulah kehidupan seorang penyembah. Hal yang agak berbeda dengan penglihatan di bulan lalu adalah mengapa pada awal mula prajurit yang turun itu tangannya tidak berpegangan. Sedangkan penglihatan di bulan ini, Ia memperlihatkan tangan prajuritNya sedang memegang batu-batu. Sesungguhnya dalam penglihatan di bulan lalu Tuhan menegaskan kepada kita untuk mengawali masa kehancuran hati (direndahkan oleh orang-orang disekitar kita) dengan penyerahan. Namun, saat ini Ia merindukan agar Anda berusaha memberikan yang terbaik bagi Dia. Ia merindukan agar Anda berusaha mencari kehendakNya secara terus-menerus. Adalah penting di masa-masa yang sulit ini ia merindukan agar Anda mencari kehendakNya secara terus-menerus.
Pohon kering yang tertanam di dinding jurang
Sebuah pohon yang kering dan tampak kokoh menimbulkan ketertarikan bagi prajurit untuk beristirahat. Hal itu menggambarkan rasa aman yang ditawarkan oleh iblis. Perhatikanlah bahwa di pohon itu terdapat seekor ular. Masih ingatkah Anda akan kejatuhan manusia pertama? Bukankah manusia pertama itu jatuh karena tipu daya ular (Kejadian 3)? Pohon yang kering itu tampaknya kokoh. Prajurit itu berpikir bahwa ia dapat beristirahat sementara. Sesungguhnya iblis sedang membuat jerat-jerat di sekitar Anda untuk berhenti mencari Dia. Sebab pohon itu identik dengan rasa teduh. Iblis akan menawarkan perkara-perkara lain kepada Anda yang keluar dari kebenaranNya. Pada saat prajurit ini memandang ke arah pohon ini, sesungguhnya iblis sedang mengalihkan perhatiannya. Ia tidak lagi memperhatikan kehidupannya. Ia lebih menikmati dan menghabiskan waktu pada rasa amannya, bukan di dalam Tuhan. Saat tangannya menggapai dahan pohon itu dengan tubuhnya yang bergelantung, itu menggambarkan ketergantungan hidupnya bukan kepada Dia, tetapi kepada perkara lain. KehidupanNya tidak lagi memancarkan sifat-sifat kebangunan rohani, tetapi keinginan kedagingannya. Pengharapan dan pikirannya bukan lagi ditujukan kepada Dia sebagai sumber kebangunan rohani. Rasa amannya yang ada di dunia ini akan menghancurkan tanganNya. Hal itu menggambarkan duri-duri kekuatiran dunia dan tipu daya kehidupan dunia menghimpitnya. Dalam Matius 13:22 tertulis, “Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah." Kekuatirannya akan perkara-perkara di dunia membuatnya lumpuh dan tidak dapat mencari kebenaranNya. Kekuatiran itu akan dimunculkan dengan tiba-tiba seperti munculnya duri tiba-tiba dalam dahan pohon Kerinduan dalam hatinya telah dibekukan. Demikianlah tidak lama lagi orang-orang seperti ini akan dibutakan mata rohaninya oleh iblis. Hal itu adalah gambaran ular yang mematuk dan melukai kedua mata prajuritNya. Iblis bukan hanya membutakan mata kerohanian Anda, tetapi ia juga akan melumpuhkan bagian mata Anda untuk tidak dapat melihat kebenaranNya. Racun yang menyebar dikepalanya tampaknya juga menyebar pada telinga dan saraf-saraf di kepalanya. Akibatnya seluruh saraf-saraf kehidupannya menjadi lumpuh. Perlahan-lahan, dari kebutaan rohani -tidak mengetahui kebenaranNya- maka iblis akan membuat Anda mengalami ketulian rohani. Anda tidak akan mau mendengar perkara-perkara rohani. Oleh karena tangan Anda tidak melekat lagi pada batu-batu, maka Anda akan mengalami kematian rohani. Pohon itu adalah jerat iblis yang bertuliskan rasa puas diri.
Rasa puas diri akan menyerang kehidupan Anda saat Anda merasa cukup mencari kebenaranNya. Bila Anda berhenti belajar mencari kehendakNya, maka berhati-hatilah Anda sedang menuju dahan pohon. Oleh karena itu penting sekali bila Anda belajar akan kebenaranNya secara terus-menerus. KerinduanNya adalah Anda selalu mencari kebenadanNya dan kehedakNya lebih lagi dan lebih lagi. Ia mengingatkan kepada saya akan sebuah lagu yang dinyanyikan oleh Don Moen yang berjudul "I Just Want To Know You More". Saat menyanyikan lagu ini Ia selalu bertanya, Nak, betapa hatiKu merindukan semua hamba-hambaKu rindu mengenalKu lebih lagi. Ia rindu untuk dikenali bukan diabaikan. Dalam Mazmurnya, Daud menuliskan, "Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!" (Mzm 105:4). Ia merindukan agar Anda selalu mencari Dia. Bukan merasa puas dengan keadaan Anda
Budak-budak iblis
Sungguh menyedihkan seringkali iblis menggunakan manusia untuk menyerang hamba-hambaNya. Budak-budak iblis ini dipersenjatai oleh iblis tanpa suatu ikatan apa pun. Hal ini tampaknya aneh sebab kaki mereka tidak dirantai. Bahkan mereka berbaris dengan rapi dengan membawa senjata api. Budak-budak iblis ini adalah orang-orang terdekat Anda namun tidak hidup di dalam Tuhan. Ia menjelaskan bahwa budak-budak itu adalah bagian dalam keluarga mereka, rekan sekerja, rekan pelayanan, dan orang-orang terdekat mereka, serta orang-orang yang pernah bertemu dengan Anda. Mereka tidak diikat karena mereka bukan lagi tawanan, tetapi kawan iblis. Mereka membidikkan senjatanya ke arah kita. Teropong kecil itu membuat mereka dapat membidikkan pelurunya tepat sasaran. Tiga orang yang merapat ke jalan setapak dari arah kiri dan kanan adalah gambaran orang-orang yang dapat Anda lihat dengan jelas menyerang Anda dengan serangan yang cepat dan hampir tak terlihat tiba-tiba Anda sudah terkena.
Peluru-peluru ini sebagai berikut: kesombongan, kemunafikan, irihati, kekecewaan, intimidasi, kemarahan. Perhatikanlah arah datang penyerang itu dari arah kiri dan kanan. Mereka adalah orang-orang yang hidup dalam arus dunia. Bahkan mereka hidup dalam ketakutan dan kekuatiran dunia. Saat Anda diperhadapkan dengan masalah yang rumit dalam pekerjaan, tiba-tiba datang seorang rekan sekerja Anda yang datang dengan kata-kata yang kasar. Pada saat Anda berusaha melayani Dia di dalam gereja dengan kesungguhan hati, tiba-tiba seorang rekan Anda menghentikan tindakan Anda. Semua serangan-serangan itu tidak terasa pada mulanya. Beberapa saat setelah tertembak Anda baru merasakanNya. Oleh karena itu perhatikanlah kehidupan Anda. Ia menjelaskan bahwa serangan-serangan itu dapat ditangkis bila ia menggunakan perlengkapan perangnya. Dalam persiapan artikel ini, Tuhan mengatakan, "Bagian kalian adalah memperhatikan hidup kalian dalam kebenaranKu. BagianKu adalah meluputkan serangan-serangan mereka dari kehidupan kalian." Jika Anda memperhatikan langkah kehidupan Anda, maka Ia akan meluputkan Anda dari serangan iblis. Sedangkan tiga penembak dari arah serong adalah penembak yang agak tersembunyi. Mereka yang menawarkan kepada Anda untuk menghabiskan waktu untuk perkara sia-sia. Anda tidak lagi difokuskan kepada kebenaranNya, tetapi kesenangan-kesenangan pribadi Anda. Sedangkan dua lainnya adalah serangan yang dimasukkan dalam pikiran-pikiran Anda. Iblis akan menawarkan kepada Anda akan pikiran-pikiran jahat sampai Anda melakukan tindakan percabulan dan perzinahan. Serangan-serangan ini ditujukan untuk kita semua.
Serangan kotoran, batu-batu, dan burung gagak
Serangan iblis melalui batu-batu yang dilontarkan bersama-sama dengan kotoran-kotoran manusia dan burung gagak itu masih tetap menyerang kehidupan Anda. Perbedaan serangan berbentuk kotoran manusia dengan serangan peluru adalah kotoran dapat Anda amati kegerakannya dengan mata, tetapi peluru tidaklah dapat. Itulah serangan-serangan iblis yang ditujukan kepada Anda. Batu-batu itu menggambarkan serangan: kekecewaan, kemarahan, irihati, kesombongan, kebencian, kepahitan, penolakan; sedangkan kotoran-kotoran itu adalah serangan-serangan: intimidasi, kemarahan, kesombongan, kekecewaan, kebencian, irihati. Pada Burung gagak dan kotoran unggas itu bertuliskan: ketakutan. Semuanya itu akan menyerang Anda secara bersamaan, tetapi percayalah bahwa Ia sedang menopang langkah kehidupan Anda asalkan Anda memperhatikan langkah kehidupan Anda berada dalam kebenaranNya.
Dalam prosesNya yang merendahkan kehidupan kita ini, khususnya di bulan ini Ia sedang mempersiapkan Anda untuk berpengharapan hanya kepada Dia. Jika Anda mengharapkan kebangunan rohani, maka Anda harus mengharapkan Dia. Jika Anda mengharapkan Dia sebagai sumber kebangunan rohani, maka Anda akan memperhatikan kehidupan Anda untuk hidup di dalam Dia. Amin.
Ketika salju ada di dalam lembah,
Dan puncak gunung tampak kelabu,
Dan bunga-bunga yang baru mekar menjadi rusak,
Dan bunga-bunga yang baru merekah menjadi musnah,
Seorang Bapa yang mengasihi berbisik,
Ini semua berasal dari tanganKu;
Berbahagialah engkau jika engkau percaya
Di saat engkau tidak mengerti.
Jika, setelah tahun-tahun kerja keras,
Kekayaanmu sudah sirna,
Dan meninggalkanmu dengan tangan kosong,
Dan rambutmu menjadi kelabu,
Ingatlah bahwa Bapamu
Memiliki semua lautan dan daratan;
Berbahagialah engkau jika engkau percaya
Di saat engkau tidak mengerti.
(puisi pilihan oleh L.B. Cowman)
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.